Berikut artikel Tak Boleh Sembarang Berdoa di Makam Agung Soppeng, Semoga bermanfaat
SOPPENG, KOMPAS.com – Sebagai salah sesuatu kota yg memiliki kerajaan pada masa lalu, Kabupaten Soppeng di Sulawesi Selatan sangat kaya mulai peninggalan sejarah. Selain peninggalan tidak benda berupa adat istiadat, ada juga peninggalan yg berbentuk fisik seperti makam.
Berkunjung ke makam para raja di kota bekas kerajaan yaitu aktivitas yg tidak boleh dilewatkan ketika berwisata ke Soppeng. Makam ini Jera Lompoe, berada di bukit Desa Bila, Kecamatan Lalabata, Watansoppeng.
BACA JUGA: Villa Yuliana, Persembahan buat Ratu Wilhelmina di Kabupaten Soppeng
Makam tersebut berada di ketinggian 135 meter di atas permukaan laut (mdpl), dikelilingi daratan yg yg lebih rendah, sehingga pemandangan lembah dan Watansoppeng terhampar jelas di depan mata.
Matarimah, salah sesuatu koordinator makam yg berasal dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Kabupaten Soppeng mengatakan, nama Jera Lompoe memiliki arti Makam Besar. Makam ini juga biasa disebut Makam Agung atau Makam Raja, karena ada 30 raja yg dimakamkan di sini.

Uniknya, para raja tidak cuma berasal dari Kerajaan Soppeng. Ada juga raja dari Kerajaan Bugis, seperti Kerajaan Luwuk dan Kerajaan Sidenreng. Semua raja di sini bergelar Datuk.
“Makam ini berasal dari abad ke 17 menurut peneliti arkeologi. Pernah juga diteliti isi jenazahnya tahun 77 sebelum dipugar, ternyata proses pemakamannya telah memakai cara Islam. Berarti setelah Kerajaan Soppeng menganut Islam pada 1609,” ujar Matarimah kepada KompasTravel, Kamis (24/11/2016).
BACA JUGA: Indahnya Berwisata Sekaligus Belajar Perdamaian di Kabupaten Soppeng
Hingga ketika ini, keturunan-keturunannya para raja masih kadang berziarah buat berdoa hingga meminta restu. Tidak sembarang orang mampu berdoa di kompleks makam ini, cuma keturunan raja atau bangsawan yg boleh berdoa di depan makam rajanya.
“Biasanya yg mau berdoa didata dulu, dia keturunan siapa dan mau berdoa ke makam siapa, jadi tak sembarang orang. Agar tak dimanfaatkan yg aneh-aneh oleh sembarang orang,” tambah Matarimah.

Anda bisa mempelajari karakter makam-makam raja di sana. Walaupun dimakamkan dengan cara Islam setelah Soppeng menganut Islam dari Kerajaan Gowa, desain makam-makam di sini sangat dipengaruhi zaman megalitik atau prasejarah.
Secara keseluruhan, bentuk makam seperti bangunan rumah dan bagian atasnya ditancapkan nisan besar yg menyerupai bangunan megalitik. Mayoritas jirat masih berbentuk kubur peti batu seperti masa prasejarah, ada juga yg lebih ‘modern’ menyerupai rumah Bugis. Ragam hiasnya yaitu pelestarian motif-motif seperti hulu keris dan mahkota raja.
BACA JUGA: Uniknya Kelelawar Soppeng, Mitos Jodoh hingga Bencana di Kota Kalong
Matarimah menjelaskan, makam raja Bugis memiliki beberapa nisan yg terletak di depan dan belakang. Raja laki-laki memiliki nisan yg sejajar, sedangkan raja perempuan memiliki sesuatu nisan yg lebih tinggi dari nisan satunya.
Di sekeliling makam terdapat taman yg luas dan indah, dipenuhi pepohonan yg tinggi seperti kelapa. Konon ini telah ada sejak kompleks makam tersebut ditemukan.
Sumber: http://travel.kompas.com/read/2016/12/01/080600727/tak.boleh.sembarang.berdoa.di.makam.agung.soppeng
Terima kasih sudah membaca berita Tak Boleh Sembarang Berdoa di Makam Agung Soppeng. Silahkan baca berita lain tentang Traveling lainnya.